Selasa, 24 Januari 2017

Persik Kediri {Macan Putih}

Macan Putih 


Diposkan oleh : Admin , pada 03 Desember 2012
Kediri, Kediri, Kediri, Berita Seputar Kediri dan sekitarnya
Persik Kediri berupaya keras tidak mengulangi keterpurukan seperti musim lalu. Menghadapi Divisi Utama musim 2013 nanti, manajemen klub berjuluk Macan Putih berupaya keras memperbaiki finansial yang musim lalu amburadul dan membuat klub sempoyongan.

Walau tunggakan musim lalu juga belum sepenuhnya tuntas, Persik mencoba belajar dari pengalaman. Manajemen berharap ada perbaikan musim depan, terutama terkait aspek permodalan klub. Intinya, tidak hanya tergantung pada dana pemberian dari konsorsium.

Diakui Asisten Manajer Persik, Arya Wisnu, musim lalu Persik gagal menggali dana dari luar konsorsium. Terbukti, hanya mengandalkan kucuran dana konsorsium membuat Persik limbung di tengah musim. Apalagi dana yang dicairkan konsorsium tidak sesuai dengan janji sebelumnya.

“Kami telah mendapatkan pelajaran berharga dari pengalaman musim lalu. Untuk musim depan kami sangat menekankan pada pendanaan klub, terutama mencari dana secara mandiri. Terkait target tim atau aspek lainnya, itu bisa menyesuaikan,” ungkap Arya Wisnu.

Manajemen hingga kini memang belum mempunyai formula jitu untuk mendatangkan uang ke kas klub. Kendati begitu Arya masih yakin ada kesempatan bagi Persik untuk memperbaiki keuangan. Untuk kebutuhan Divisi Utama, diperkirakan klub sekaliber Persik membutuhkan nominal di atas Rp 6 miliar. Angka itu termasuk untuk biaya operasional tim sekitar Rp 2 miliar, dan selebihnya untuk kontrak pemain serta pelatih. Bisa dibandingkan dengan musim lalu, kala Persik hanya mendapat transfer dana kurang dari Rp 2 miliar dari konsorsium dan tidak ada pemasukan lain.

Penjualan tiket pun tidak begitu bisa diandalkan karena Persikmania, suporter Persik, sudah jauh menurun. Angka kedatangan ke stadion merosot drastis dibandingkan dengan saat Persik masih berlaga di kompetisi ISL. Itu bisa dimaklumi karena memang gengsi Divisi Utama tak terlalu bagus.

“Saya pikir antusiasme Persikmania juga tergantung ambisi tim di kompetisi. Jika tim serius, pendanaan memadai, serta berpotensi promosi, saya yakin Persikmania bakal membanjir ke Stadion Brawijaya dan mendatangkan pendapatan lebih banyak. Semoga musim depan bisa seperti itu,” lanjut Arya.

Menurutnya, tiga musim di Divisi Utama merupakan saat yang berat bagi Persik Kediri sebagai mantan juara Liga Indonesia 2003 dan 2006. Dirinya juga memaklumi jika Persikmania semakin frustrasi melihat tidak adanya perkembangan menggembirakan yang dicatat klubnya.

“Bagaimana pun Persik harus tetap berupaya untuk bangkit, bagaimana pun kondisinya. Jika kami menyerah, maka situasi akan semakin memburuk. Kami akan coba memulai lagi dari awal untuk persiapan musim depan. Semoga hasilnya lebih baik,” tandasnya.

Persik sendiri rencananya akan mempersiapkan tim dua bulan sebelum kompetisi. Jika kompetisi Divisi Utama 2013 digelar 9 Maret, maka diperkirakan Januari nanti sudah ada persiapan. Tapi semuanya lagi-lagi kembali ke dana untuk pembentukan tim. Seandainya kas klub masih kosong melompong, maka persiapan tim ini bisa lebih molor lagi. sumber : http://viva-persik.blogspot.com/2012/12/macan-putih-fokus-benahi-sektor-finansial.html

Persela Lamongan {Joko Tingkir}

Joko Tingkir


Duet pelatih Persela Lamongan, Djoko Susilo dan Hartono Ruslan, menerapkan disiplin tinggi terhadap para pemain jelang pertandingan melawan Persib Bandung, Minggu (4/4) malam, di Stadion Surajaya. Semua pemain yang disiapkan bertanding dilarang berkeliaran semaunya sendiri.

Artinya, 18 pemain yang masuk dalam daftar susunan pemain utama bakal dikarantina. Mereka diinapkan di hotel dengan maksud agar mudah dikontrol. Mulai tidur hingga menu makanan yang disantap. Tujuannya, agar pemain bisa lebih berkonsentrasi sebelum bertanding. "Kita tidak ingin kondisi pemain menjadi drop atau terganggu kesehatannya karena tidak terkontrol. Kan bisa jadi, mereka keluyuran malam dan sebagainya," kata Djoko Susilo, kemarin (1/4).

Mantan pelatih Persiwa Wamena ini menjelaskan, upaya itu dilakukan demi kepentingan Persela sendiri. Apalagi, lawan yang bakal dihadapi bukan tim sembarangan, Persib Bandung. Butuh konsentrasi dan kesungguhan demi meraih kemenangan. "Sebetulnya tidak hanya lawan Persib. Ini biasa saya lakukan ketika menjelang pertandingan resmi, sekalipun di kandang sendiri. Jika pemain berada dalam satu tempat yang tenang, maka konsentrasi mereka dengan sendirinya akan terbangun,' tandasnya.

Dia menjelaskan, rencana karantina dimulai Sabtu (3/4) siang, usai Fabiano Rossa Beltrame dkk menjalani latihan. Selama dalam karantina, pemain tidak diperkenankan pulang sama sekali, meski rumahnya di Lamongan. Sedangkan pemain yang namanya tak tercantum dalam line up tetap menghuni mess Persela.

Sementara itu, arek-arek Laskar Joko Tingkir hingga kemarin sore masih berlatih keras. Namun, tidak lagi ngotot latihan peningkatan stamina. Melainkan, latihan pematangan strategi dan taktik dalam komposisi pertandingan yang kemungkinan bakal diterapkan saat menghadapi Persib.

Seperti terlihat kemarin, Djoko menginstruksikan kepada pemainnya untuk kerja keras dalam sebuah game. Di antaranya, melakukan teknik serangan cepat hingga mampu mendobrak daerah pertahanan lawan. Namun, program ini sering terganggu karena kondisi lapangan yang jelek. Sehingga, saat hujan deras, latihan dihentikan.Sumber : http://lamaniacyber.blogspot.co.id/2010_04_01_archive.html

PPSM Sakti Magelang {Macan Tidar}

Macan Tidar

Macan Tidar siap terkam Persewon
PPSM
A+ A-
Sindonews.com - PPSM Magelang mengusung target kemenangan dalam laga perdana Divisi Utama PT LPIS kontra Persewon Wondama di Stadion Pandan Arang Boyalali, Minggu (14/4/2013).

Meski bermain di luar kandang, tim berjuluk Macan Tidar ini optimis bisa membawa pulang poin penuh.Manajer PPSM Magelang Kardiono mengatakan pertandingan perdana sangat menentukan meski dijalani di kandang lawan, bukan menjadi hambatan untuk memetik kemenangan.

"Kemenangan perdana sangat menentukan langkah PPSM ke depan, karena akan memompa motivasi para pemain. Pertandingan perdana ini justru seperti bermain di final," katanya, Sabtu (13/4/2013).

Untuk itu, kata dia, para pemainnya diminta bisa menguasai diri di lapangan agar tidak terpancing emosi lawan. Bisa mengendalikan emosi maka bisa mengendalikan permainan. "Kami juga meminta agar pemain bisa bermain lepas tanpa beban," pintnya.

Menghadapi Divisi Utama LPIS, tim kebanggaan publik Magelang ini mendaftarkan 23 orang pemain ke operator liga. Mayoritas merupakan pemain muda, namun bukan berarti mudah dikalahkan lawan.

"Pemain muda memang masih minim jam terbangnya, tapi kami menyiapkan tim ini sejak Februari lalu. Tim pelatih sudah menempa mereka dalam latihan dan berbagai laga uji coba. Kami optimistis bisa meraih kemenangan di kandang lawan," tegasnya.

Pelatih PPSM Edi Prayitno, mengatakan dilihat dari grafik latihan tim besutannya sudah pada puncak performanya. Secara prinsip anak asuhnya siap tempur. "Anak-anak sudah siap menjalani laga perdana. Kami juga optimistis bisa meraih poin meski bermain di luar kandang,' ungkapnya.

Dia menambahkan, menghadapi Persewon bakal mengusung formasi 3-5-2. ini depan dipercayakan kepada duet Rengga dan Elit. Lini tengah diisi Bangun Permana, Manda Cingi, Hendrix yang bertindak sebagai pengatur ritme serangan ditopang dua wing back Rezza dan Toifatul Wakid.

Barisan pertahahan dimotori Sardi, Ilham dan Setyo Wibowo.PPSM praktis tidak bisa menurunkan kiper utama Dika Bayangkara di laga perdana tersebut. Pasalnya kiper timnas U-23 ini sedang menjalani Pusat Pendidikan Pom AD di Bandung.

 "Kami belum menentukan siapa yang akan menjadi penjaga gawang utama dalam pertandingan nanti," akunya. Sumber :http://soccer.sindonews.com/read/737755/58/macan-tidar-siap-terkam-persewon-1365859141

PSIM Yogyakarta {Laskar Mataram}


Laskar Mataram


SEMARANG-Hasil pahit dialami PSIM dalam laga uji coba melawan tuan rumah PSIS Semarang di Stadion Jatidiri, Semarang, Sabtu (20/4/2013) sore.
Pada laga yang disaksikan kedua suporter kesebelasan, PSIM dicukur Laskar Mahesa Jenar dengan skor 5-0. Adapun lima gol PSIS dicetak melalui hat-trick Addison Alves (10, 38, 90), Imral Usman (32) dan Heri Nur (58).
Pelatih PSIM, Maman Durachman menilai kekalahan kali ini disebabkan mental dan kekompakan tim yang mengalami penurunan. Selain itu, para punggawa Laskar Mataram juga kerap melakukan kesalahan-kesalahan passing. Hal inilah yang membuat mereka kesulitan untuk menguasai bola.
“Konsekuensinya, kiper harus bekerja ekstra keras membendung serangan bertubi-tubi pemain PSIS,” ucap Maman.
Terpisah, Sekretaris PSIM Jarot Sri Kastowo menilai kekalahan telak 5-0 itu tidak seharusnya menjadi tolok ukur. Selain laga tersebut hanya bertaraf uji coba, materi pemain PSIS ada di atas PSIM.
“Oleh karena itu, seharusnya justru laga ini jadi pelajaran bagi para pemain,” tuturnya. Sumber :http://www.harianjogja.com/baca/2013/04/20/uji-coba-psis-v-psim-psis-cukur-laskar-mataram-5-0-398796

Senin, 23 Januari 2017

Persis Solo {Laskar Samber Nyawa}

Laskar Samber Nyawa

berita panjoel saetama1923
Komite Disiplin (Komdis) PSSI menghukum tiga pemain Persis, Fandi Edi, Hendri Aprilianto, dan Bayu Nugroho, karena memprotes wasit dalam laga kontra Martapura FC di Stadion Demang Lehman, Rabu (8/10/2014). Mereka diskors selama satu pertandingan dan diwajibkan membayar denda masing-masing senilai Rp10 juta.
“Kesalahan pemain itu apa? Enggak ada peringatan apa-apa, pemain juga enggak dapat kartu, kok tiba-tiba kena sanksi setelah pertandingan. Mana ada aturan semacam ini?” tegas Rudy, sapaan FX Hadi Rudyatmo, saat dijumpai wartawan seusai meresmikan selter kuliner Jembatan Komplang, Banjarsari, Jumat (10/10/2014) pagi.
Wali Kota Solo itu menilai protes yang dilayangkan penggawa Laskar Sambernyawa berjalan sewajarnya. Sebab, menurut dia, wasit Untung asal Jakarta kerap mengambil keputusan yang merugikan Persis.
Akan tetapi, Komdis PSSI justru terkesan tergesa-gesa menjatuhkan sanksi keras kepada Persis. Bukan hanya itu, Komdis juga menghukum Pasoepati atas insiden yang terjadi saat menyertai lawatan Laskar Sambernyawa ke markas PSGC Ciamis di babak 16 besar lalu.
Rudy merasa ada pihak-pihak yang sengaja menggembosi kekuatan klub kebanggaan Kota Bengawan itu sejak awal pertarungan babak delapan besar. Persis bahkan dipermainkan wasit di laga kandang saat menjamu Pusamania Borneo FC, Jumat (3/10/2014).
“Ini jelas. Persis memang dianaktirikan supaya tidak bisa lolos ke ISL. PSSI tidak bisa berlaku seperti ini kepada Persis. Apa salah kami?” cecar dia.
Atas kecurigaan itu, Rudy berencana melayangkan protes kepada Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Joko Driyono. Dia menuntut Joko Driyono membatalkan semua sanksi yang dijatuhkan Komdis kepada skuat polesan Widyantoro itu.
“Hari ini saya akan menelepon Sekjen PSSI. Saya tidak terima, kenapa Persis diperlakukan seperti ini? Pokoknya sanksi ini dicabut. Kalau masih ada permainan seperti ini di kompetisi nasional, jangan harap Indonesia bisa masuk semifinal Asian Games,” tandas pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum PSSI Solo itu.
Manajer Persis Solo, Totok Supriyanto, sangat berharap persoalan yang menimpa timnya mampu diselesaikan lewat bantuan Rudy. Selain mengharapkan bantuan orang nomor satu di Kota Bengawan itu, manajemen juga berencana mengajukan banding.
Akan tetapi, hingga Jumat, pihaknya belum menerima surat resmi dari Komdis PSSI soal sanki kepada Persis.
“Kami saja belum menerima suratnya. Hanya pemberitahuan resmi, itu pun masih belum jelas. Jadi, kami belum bisa mengajukan banding, padahal Minggu Persis sudah main lawan PSCS Cilacap,” keluh Totok.
Totok menilai terdapat sejumlah kejanggalan terhadap hujan sanksi yang diberikan kepada Persis.
“Kok Komdis gampang sekali menjatuhkan sanksi kepada pemain kami. Padahal, wasit memang berlaku tak adil. Kenapa aduan kami soal wasit justru tidak mendapat tanggapan?” sambung mantan kapten Persis era 1990an itu. (Solopos.com). Sumber : https://pasoepatipalestina1923.wordpress.com/2014/10/15/suporter-bcs-serang-suporter-sesudah-berlaga-pscs-vs-persis-solo-di-gelora-manahan-solo/sambernyawa-wallpaper/

Tinggalkan Balasan

Persijap Jepara {Laskar kalinyamat}

Laskar kalinyamat

Persijap Jepara Sedang dalam kondisi yang tidak menguntungkan, disaat tim butuh dukungan mental, suporter militan Persijap seakan malah ikut loyo untuk terus memompa semangat skuad!

Ayo kawan-kawan, tetap semangat... beri kepercayaan pada tim, pada skuad Laskar Kalinyamat!! pada Bung Suimin Diharja!!

Wallpaper ini dipersembahkan oleh kawan kita Jecky Tatzuya Harada. silahkan download dan pasang didesktop anda! Bravo Persijap!!


klik pada gambar untuk menyimpan











Kamu Juga bisa mengirimkan Hasil Karyamu agar bisa dinikmati Persijap Lovers disini! kirimkan ke : persijap@gmail.com | ditunggu yaa... Sumber :http://laskarkalinyamat.blogspot.co.id/2010/10/wallpaper-bangkitlah-persijap.html

PSIS Semarang {Mahesa Jenar}

Mahesa Jenar

Sebuah tim sepakbola di daerah Jawa Tengah, tepatnya di Semarang yang bernama PSIS Semarang, mempunyai julukan Laskar Mahesa Jenar. Sementara di Solo, sebuah stadion sepakbola diberi nama Stadion Manahan. Di sebuah tempat di lereng Gunung Merapi dipercaya sebagai tempat bertemunya tiga tokoh, Kebo Kanigara, Kebo Kenanga (Ki Ageng Pengging – ayah Joko Tingkir), dan seorang prajurit Demak bernama Rangga Tohjaya.
Dalam sebuah cerita silat populer yang berjudul Nagasasra dan Sabuk Inten, karangan S.H Mintardja, Mahesa Jenar menjadi tokoh utamanya. Dalam cerita tersebut, Mahesa Jenar merupakan murid Pangeran Handayaningrat, bersama-sama dengan Kebo Kanigara dan Kebo Kenanga. Kemudian dalam cerita yang berseting pada masa keemasan Kerajaan Demak ini, Mahesa Jenar mengabdikan diri sebagai prajurit di Demak. Sebagai prajurit ia berjasa dalam mengamankan dua keris pusaka, Keris Nagasasra dan Sabuk Inten yang dicuri oleh penjahat terkenal bernama Lawa Ijo dari Alas Mentaok (Kotagede). Atas jasa itu ia memperoleh gelar keprajuritan dengan sebutan Rangga Tohjaya. Pada suatu kali ia berkelana, dan menggunakan nama Manahan.
Itulah sekilas mengenai kisah seorang tokoh bernama Mahesa Jenar, yang selama beberapa waktu menjadi topik yang cukup hangat mengenai keberadaannya, yang oleh beberapa kalangan merupakan tokoh nyata yang benar-benar hidup di masa lalu, sementara oleh kelompok lain, Mahesa Jenar hanyalah tokoh murni karangan belaka.
Sebenarnya, apa yang menjadikan tokoh ini sangat terkenal sekaligus kontroversial adalah tidak terlepas dari pengarang, yaitu S.H Mintardja, yang dengan piawai meramu peristiwa-peristiwa, tokoh-tokoh, dan tempat-tempat yang benar-benar ada, dengan peristiwa-peristiwa, tokoh-tokoh, dan tempat-tempat fiksi menjadi sebuah jalan cerita yang utuh. Pada saat itu, di Jawa agama Islam sedang berkembang, dan salah satu yang paling dikenang pada saat itu adalah konflik antara Wali Songo dan Syeh Siti Jenar. Cerdiknya, S.H Mintardja tidak mengambil tema itu sebagai kisah utama (karena S.H Mintardja adalah non-muslim, sehingga ia mengetahui keterbatasannya jika ia menggunakan tema itu), tapi mengambil tema lain sebagai permasalahan utama, yaitu tentang dua keris pusaka Tanah Jawa. S.H Mintardja mengetahui benar bahwa konon kerajaan di Jawa harus mempunyai dua keris itu jika ingin kerajaannya maju.
Dua keris tersebut (benar-benar ada, sekarang tersimpan di Kraton Surakarta), merupakan sipat kandel (pusaka) bagi siapapun yang ingin menjadi raja di Tanah Jawa, ditambah satu buah keris bernama Keris Kiai Sangkelat (juga benar-benar ada, dibuat pada masa Kerajaan Majapahit). Maka dibuatlah tema dengan keris-keris tersebut sebagai pusat permasalahan.
Yang membuat cerita ini sangat populer adalah karakteristik sang tokoh utama, Mahesa Jenar, yang benar-benar menggambarkan sosok manusia Jawa tulen. Ia tak tergoda dengan gemerlap kraton, dan memilih keluar dari Kraton Demak, dan berkelana. Ia benar-benar sosok manusia tanpa pamrih, dan lebih suka mengalah meskipun ilmu silatnya cukup tinggi. Pendiriannya teguh, tak mudah berubah jika telah menyinggung tentang kebenaran. Ia akan membela tanpa rasa takut. Namun sebagai seorang manusia, khususnya sebagai laki-laki, ia tak bisa berbuat banyak di hadapan seorang wanita, bahkan cenderung sangat menghargai wanita. Hal itulah yang membuat Mahesa Jenar sangat populer di kalangan masyarakat.
Selain itu, tokoh-tokoh yang ada di cerita ini sangat kontras antara tokoh baik dan tokoh jahat. Lawa Ijo, Sima Rodra, Pasingsingan, Jaka Soka, merupakan beberapa tokoh jahat. Sementara Mahesa Jenar, Ki Ageng Pandan Alas, Ki Ageng Sora Dipayana adalah beberapa tokoh baik.
Inilah beberapa tokoh yang benar-benar ada di masa lalu yang mengambil peran di kisah ini: Pangeran Handayaningrat (Ki Ageng Pengging Sepuh – kakek Jaka Tingkir), Kebo Kanigara (putra pertama Pangeran Handayaningrat yang menjadi pertapa), Kebo Kenanga (Ki Ageng Pengging – murid Syeh Siti Jenar dan ayah Jaka Tingkir), Ki Ageng Sela, Ki Ageng Ngenis, Sultan Trenggana (Sultan Demak), Pangeran Timur, Sambernyawa, Sunan Prawata, dan Jaka Tingkir.
Sementara tokoh-tokoh fiksi adalah: Mahesa Jenar, Lawa Ijo, Jaka Soka, Nagapasa, Pasingsingan, Radite, Anggara, Arya Salaka, Ki Ageng Gajah Sora, Ki Ageng Lembu Sora, Rara Wilis, Mantingan, dll.
Terlepas dari perdebatan antara fiksi atau fakta, tokoh Mahesa Jenar ini telah menjelma menjadi sosok impian masyarakat Jawa, yang benar-benar berjuang tanpa pamrih, lebih memilih menyingkir dan tidak dikenal daripada berdiam di Kraton Demak dengan segala gemerlapnya. Kisah fenomenal ini bahkan telah mempunyai soundtrack-nya sendiri, yang diyanyikan oleh maestro keroncong, Waldjinah, dengan judul Mahesa Jenar.
Lirik lagu tersebut sangat menggambarkan sosok Mahesa Jenar yang berjuang tanpa pamrih mencari pusaka kerajaan yang menghilang. Inilah lirik lagu yang berjudul Mahesa Jenar:
Kaloking ra pilih tanding                                (Tersebutlah satriya pilih tanding)
Mahesa Jenar satriya ing Pengging                (Mahesa Jenar ksatria dari Pengging)
Satriya didya lelana ngupaya                          (Ksatria yang berkelana mencari)
Sabuk Inten Nagasasra                                   (Sabuk Intend an Nagasasra)
Tansah marbrengga bebaya               (Selalu menempuh bahaya)
Mahesa Jenar bekti ing Negara          (Mahesa Jenar berbakti pada negara)
Mandhap jurang nasak wana wasa    (Menuruni jurang menembus hutan)
Kayungyun hyuwananing rasa           (……………………..)
Para kang ambeg angkara                             (Orang-orang yang jahat)
Memalangi, sedya utama                                (Selalu menghalanginya)
Nanging pinesthi lebur musna                        (Akan tetapi selalu kalah)
Ketiban aji Sasra Birawa                                (Karena ajian Sasra Birawa)
Nora pamrih kalenggahan                  (Tak menginginkan kedudukan)
Mahesa Jenar wani kataniris              (Mahesa Jenar hidup prihatin)
Ngronce atining asmara kalawan       (Menemukan tambatan hatinya kepada)
Wong ayu Dyah Rara Wilis                 (Gadis manis bernama Dyah Rara Wilis). Sumber : http://nglengkong.blogspot.co.id/2012/04/mahesa-jenar-jagoan-tanah-jawa-antara.html